WELCOME TO HOUSE OF RESTU

Sabtu, 24 September 2011

Perkembangbiakan virus

Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan materi genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka akan didapat dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus. Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami pembelahan dan jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah cukup, DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase sintetis replica.



Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan.
Fase Adsorbsi
Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang (bakteri Escherichia coli) pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan adalah serabut ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel bakteri sebelum melakuan perlekatan.
Fase Infeksi (Penetrasi)
Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam nukleat) ke dalam sel organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA) dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan tugasnya sebagai blue print kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke dalam siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika virus masuk ke dalam siklus lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam nukleat (miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan.
Fase Replikasi (sintesis)
Molekul DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi genetik, yaitu mensintesis protein yang berhubungan dengan struktur dan enzim virus. Struktur virus pada fase ini mulai dibentuk, seperti struktur capsid, ekor dan serabut ekor.
Fase Perakitan
Struktur tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus yang utuh sebagai virus-virus baru. Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur lengkap seperti virus pada umunya (memiliki capsid, ekor dan serabut ekor).


Fase lisis
Virus-virus baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan strukturnya akan keluar dari sel inang. Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara merusak struktur sel (lisis) sehingga sel innag pecah dan virus-virus dapat keluar dari sel. virus-virus yang baru ini siap untuk menginfeksi sel inang lain.
Fase Penggabungan
Fase penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup lisogenik. Setelah asam nukleat virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme inang, selanjutnya asama nuklaet tersebut bergabung dengan DNA Kromosom organisme inang, dalam hal ini DNA Kromosom bakteri. Penggabungan materi genetik ini bertujuan untuk menitipkan DNA atau RNA virus ke DNA Kromosom untuk selanjutnya ikut digandakan saat proses pembelahan sel. DNA Kromosom bakteri adalah DNA yang memiliki informasi genetik bakteri termasuk salah satunya adalah informasi perintah untuk melakukan pembelahan sel.

Fase pembelahan
Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan materi genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka akan didapat dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus. Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami pembelahan dan jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah cukup, DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase sintetis replica


Jumat, 23 September 2011

Belajar Logaritma Yuk ! Click Here

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/6342395/Logaritma1.rar.html

Sosiologi X SMA


 1. Sosiologi di Indonesia
Sebelum Perang Dunia II, Sosiologi hanya dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sosiologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan
Kuliah Sosiologi dalam bahasa Indonesia pertama kali diberikan oleh Soenario Kolopaking (1948) di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM)
Bermunculan buku-buku Sosiologi baik yang ditulis oleh orang Indonesia dan terjemahan dari bahasa asing.
2.Peran Sosiolog
                 Ahli riset
         Konsultan kebijakan
                  Teknisi
   Guru atau pendidik

3.Pokok Bahasan Sosiologi
Emile Durkehim; Fakta Sosial
                Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang berada di luar individu dan memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Cth: tata peraturan sekolah
Max Weber;
                Tindakan Sosial
                Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
                Cth: seseorang bernyanyi di kamar mandi bukanlah tindakan sosial tapi bila orang tersebut bernyanyi di atas panggung dengan mengharapkan pujian dari orang lain, maka tindakan tersebut disebut tindakan sosial.   
C. Wright Mills; Sociological Imagination Sociological imagination diperlukan untuk memahami apa yang terjadi dalam masyarkat maupun yang terjadi di dalam diri manusia.
Mills menyebutkan terdapat dua alat dalam melakukan sociological imagination yaitu:
                1. personal trouble of milieu
                2. public issue of social structure
    Peter L. Berger; Realitas Sosial
Realitas sosial merupakan bentukan dan bukan merupakan sesuatu yang begitu saja ada sehingga seorang sosiolog harus mampu membuka tabir realitas sosial.
                   4. Sejarah Dan Perkembangan Sosiologi

Menurut Berger dan Berger, sosiologi terjadi karena adanya ancaman terhadap tatanan masyarakat yang selama ini ada (threats to the taken-for-granted world)
Menurut L. Laeyendecker, sosiologi lahir karena adanya perubahan jangka panjang yaitu:
                1. Revolusi Industri dan Revolusi Prancis,
                2. tumbuhnya kapitalisme,
                3. reformasi Martin Luther,
                4. meningkatnya individualisme,
                5. berkembangnya kepercayaan kepada diri sendiri .
 Ritzer, melihat perkembangan sosiologi terkait dengan:
                1. revolusi politik
                2. revolusi industri dan kapitalisme
                3. munculnya sosialisme
                4. urbanisasi
                5. perubahan keagamaan
                6. lahirnya ilmu modern
        Aguste Comte melihat adanya perubahan sistem pemerintahan menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat sehingga menurutnya ilmu sosial perlu untuk menjadi sebuah ilmu sendiri.
            Comte menyebutnya sosiologi (socius dan logos)